Jenis-jenis Thermometer
Jenis-jenis Thermometer
Thermometer memiliki keragaman
bentuk dan jenis, tergantung dari jenis skalanya, bahan yang akan
diukur,dsb. Secara umum, thermometer dapat kita golongkan menurut :
1. Menururt skalanya
- Thermometer berskala Reamur; titik beku : 0°R dan titik didih : 80°R
- Thermometer berskala Fahrenheit; titik beku : 32°F dan titik didih : 212°F
- Thermometer berskala Kelvin; titik beku : 273 K dan titik didih : 373 K
- Thermometer berskala celcius; titik beku : 0°C dan titik didih : 80°C
*titik
beku : suhu dimana es mulai mencair dan titik didih adalah suhu dimana
seluruh bagian air menguap. Keduanya pada keadaan standar, yaitu pada
tekanan 1 atm.
2. Menurut penggunaannya, dapat dibedakan menjadi :
- Thermometer ruangan,
- Thermometer badan,
- Thermometer rumput
- Thermometer apung,
- Thermometer Maksimum
- Thermometer minimum,dsb
3. Menurut zat pendeteksi panas,dapat dibedakan menjadi :
-
Thermometer cair (liquid in-glass thermometer), pendeteksi panasnya
adalah zat cair yang berada di dalam tabung kaca. zat cair akan memuai
atau menyusut secara teratur sesuai dengan suhu udara dan menunjukkan
skala hasil pengukuran.
-
Thermometer digital, pendeteksi panasnya adalah sensor yang bisa
mengirim sinyal elektrik mengenai suhu kemudian sinyal itu diubah
menjadi tampilan digital pada layar dan menunjukkan suhu.
4.Menurut zat cair yang digunakan (untuk liquid in-glass thermometer), dapat dibedakan menjadi:
- Thermometer alkhohol
- Thermometer raksa
- Thermometer campuran
Sebenarnya thermometer masih
dapat digolongkan lagi menjadi beberapa bagian. Hanya saja bahasan
dibatasi sampai disini. Termometer yang paling banyak dipakai saat ini
berbahan dasar raksa (merkuri),dengan skala yang umum digunakan adalah
oCelcius kecuali USA yang menggunakan skala fahrenheit.
Liquid in glass thermometer
merupakan thermometer yang umum dipakai oleh BMKG, oleh karena itu,
penulis memberikan tambahan informasi sebagi berikut :
4.a. Thermometer raksa
Thermometer air raksa dalam
gelas adalah termometer yang dibuat dari air raksa yang ditempatkan pada
suatu tabung kaca. Termometer raksa dapat kita kenali dari warna cairan
thermometernya yang berkilau keperakan. Tanda yang dikalibrasi pada
tabung membuat temperature dapat dibaca sesuai panjang air raksa di
dalam gelas, bervariasi sesuai suhu. Untuk meningkatkan ketelitian,
biasanya ada bohlam air raksa pada ujung termometer yang berisi sebagian
besar air raksa; pemuaian dan penyempitan volume air raksa kemudian
dilanjutkan ke bagian tabung yang lebih sempit. Ruangan di antara air
raksa dapat diisi atau dibiarkan kosong.
Kelebihan raksa sebagai bahan pengisi thermometer antara lain:
1. Raksa dapat menyerap / mengambil panas dari suhu sesuatu yang diukur.
2. Raksa memiliki sifat yang tidak membasahi medium kaca pada termometer.
3. Raksa dapat dilihat dengan mudah karena warnanya yang mengkilat.
4. Raksa memiliki sifat pemuaian / memuai yang teratur dari temperatur ke temperatur.
5. Raksa memiliki titik beku dan titik didih yang rentangnya jauh, sehingga cocok untuk mengukur suhu tinggi.
Selain kelebihan, air raksa juga memiliki kekurangan, antara lain :
1. Titik bekunya tinggi sehingga tidak cocok untuk mengukur suhu di daerah dingin
2. Raksa merupakan zat beracun yang berbahaya bagi kesehatan
3. Raksa harganya mahal
Jika thermometer raksa
mengandung nitrogen, gas mungkin mengalir turun ke dalam kolom dan
terjebak di sana ketika temperature naik. Jika ini terjadi termometer
tidak dapat digunakan hingga kembali ke kondisi awal. Untuk
menghindarinya, termometer air raksa sebaiknya dimasukkan ke dalam
tempat yang hangat saat temperatur di bawah -37 °C (-34.6 °F). Pada area
di mana suhu maksimum tidak diharapkan naik di atas - 38.83 ° C (-37.89
°F) termometer yang memakai campuran air raksa dan thallium mungkin
bisa dipakai. Termometer ini mempunyai titik beku of -61.1 °C (-78 °F).
Termometer air raksa umumnya
menggunakan skala suhu Celsius dan Fahrenhait. Anders Celsius merumuskan
skala Celsius, yang dipaparkan pada publikasinya ”the origin of the
Celsius temperature scale” pada 1742. Celsius memakai dua titik penting
pada skalanya: suhu saat es mencair dan suhu penguapan air. Ini bukanlah
ide baru, sejak dulu Isaac Newton bekerja dengan sesuatu yang mirip.
Pengukuran suhu Celsius menggunakan suhu pencairan dan bukan suhu
pembekuan. Eksperimen untuk mendapat kalibrasi yang lebih baik pada
termometer Celsius dilakukan selama 2 minggu setelah itu. Dengan
melakukan eksperimen yang sama berulang-ulang, dia menemukan es mencair
pada tanda kalibrasi yang sama pada termometer. Dia menemukan titik yang
sama pada kalibrasi pada uap air yang mendidih (saat percobaan
dilakukan dengan ketelitian tinggi, variasi terlihat dengan variasi
tekanan atmosfir). Saat dia mengeluarkan termometer dari uap air,
ketinggian air raksa turun perlahan. Ini berhubungan dengan kecepatan
pendinginan (dan pemuaian kaca tabung).
Tekanan udara mempengaruhi titik
didih air. Celsius mengklaim bahwa ketinggian air raksa saat penguapan
air sebanding dengan ketinggian barometer. Saat Celsius memutuskan untuk
menggunakan skala temperaturnya sendiri, dia menentukan titik didih
pada 0 °C (212 °F) dan titik beku pada 100 °C (32 °F). Satu tahun
kemudian Frenchman Jean Pierre Cristin mengusulkan versi kebalikan skala
celsius dengan titik beku pada 0 °C (32 °F) dan titik didih pada 100 °C
(212 °F). Dia menamakannya Centrigade.
Pada akhirnya, Celsius mengusulkan metode kalibrasi termometer sbb:
1. Tempatkan silinder termometer
pada air murni meleleh dan tandai titik saat cairan di dalam termometer
sudah stabil. ini adalah titik beku air.
2. Dengan cara yang sama tandai titik di mana cairan sudah stabil ketika termometer ditempatkan di dalam uap air mendidih.
3.
Bagilah panjang di antara kedua titik dengan 100 bagian kecil yang
sama. Titik-titik ini ditambahkan pada kalibrasi rata-rata tetapi
keduanya sangat tergantung tekanan udara. Saat ini, tiga titik air
digunakan sebagai pengganti (titik ketiga terjadi pada 273.16 kelvins
(K) 0.01 °C).
CATATAN: Semua
perpindahan panas berhenti pada 0 K, Tetapi suhu ini masih mustahil
dicapai karena secara fisika masih tidak mungkin menghentikan partikel.
Hari ini termometer air raksa masih banyak digunakan dalam bidang
meteorologi, tetapi pengguanaan pada bidang-bidang lain semakin
berkurang, karena air raksa secara permanen sangat beracun pada sistem
yang rapuh dan beberapa negara maju telah mengutuk penggunaannya untuk
tujuan medis.
4.b. Thermometer alkohol
Sebagai pengganti air raksa,
beberapa thermometer keluarga mengandung alkohol dengan tambahan pewarna
merah. Bagi sebagian kalangan, termometer ini lebih mudah untuk dibaca,
karena warna merahnya cukup mencolok. Selain itu thermometer ini juga
lebih aman digunakan karena bahan dasarnya adalah alkhohol, bukan logam
berat seperti merkuri (Hg).
Kelebihan alcohol sebagai bahan pengisi thermometer :
1. Alkohol dapat digunakan untuk mengukur suhu yang sangat rendah, sampai -1140 C.
2. Alkohol lebih murah jika dibandingkan dengan raksa
3. Alkohol lebih cepat mengalami pemuaian meskipun kenaikan suhunya kecil sehingga lebih akurat.
Termometer alkohol juga memiliki kelemahan, antara lain:
1. Pemuaiannya tidak teratur
2. Tidak berwarna sehingga sulit dilihat (harus diwarnai)
3. Membasahi dinding kaca
4. Tidak bisa digunakan untuk mengukur suhu benda yang tinggi, sebab pada suhu 780 C alkohol sudah mendidih.
4.c. Thermometer campuran
Beberapa perusahaan menggunakan campuran gallium, indium, dan tin (galinstan) sebagai pengganti air raksa.
Oya untuk anda yang membutuhkan atau sekedar mempelajari teknis alat merubah tegangan DC/Aki Mobil menjadi listrik PLN maka anda bisa pelajari dengan klik https://www.invertertaiwan.com
Oya untuk anda yang membutuhkan atau sekedar mempelajari teknis alat merubah tegangan DC/Aki Mobil menjadi listrik PLN maka anda bisa pelajari dengan klik https://www.invertertaiwan.com