Partial discharge dan akibat yang ditimbulkan
Partial discharge (peluahan parsial) adalah peristiwa pelepasan/loncatan bunga api listrik yang terjadi pada suatu bagian isolasi (pada rongga dalam atau pada permukaan) sebagai akibat adanya beda potensial yang tinggi dalam isolasi tersebut Partial discharge dapat terjadi pada bahan isolasi padat, bahan isolasi cair maupun bahan isolasi gas. Mekanisme kegagalan pada bahan isolasi padat meliputi kegagalan asasi (intrinsik), elektro mekanik, streamer, thermal dan kegagalan erosi. Kegagalan pada bahan isolasi cair disebabkan oleh adanya kavitasi, adanya butiran pada zat cair dan tercampurnya bahan isolasi cair. Pada bahan isolasi gas mekanisme townsend dan mekanisme streamer merupakan penyebab kegagalan. Dari uraian di atas menunjukkan bahwa kegagalan isolasi ini berkaitan dengan adanya partial discharge.
Akibat yang ditimbulkan dari patrial discharge:
* Gelombang elektromagnet dengan frekuensi yang bisa mencapai 1 GHz
* Cahaya yang tidak tampak misalnya sinar ultraviolet pada peristiwa corona.
* Pulsa-pulsa arus dengan frekuensi bisa mencapai 30 MHz
* Getaran udara (suara) yang frekuensinya bisa mencapai 10kHz dan tidak terdengar manusia
* Panas yang merupakan rugi dielektrik dalam isolasi.
Pengukuran partial discharge pada peralatan tegangan tinggi merupakan hal yang sangat penting karena dari data data yang diperoleh dan interpretasinya dapat ditentukan reability suatu peralatan yang disebabkan oleh penuaan (agging) dan resiko kegagalan dapat dianalisa. Spesifikasi pengujian partial discharge tergantung pada tipe peralatan tes dan bahan isolasi yang digunakan pada proses konstruksi suatu peralatan.Adanya partial discharge di dalam bahan isolasi dapat ditentukan dengan tiga metode yaitu : dengan pengukuran tegangan pada objek, dengan pengukuran arus di dalam rangkain luar dan mengukur intensitas radiasi gelombang elektromagnetik yang disebabkan karena adanya partial discharge.
Terjadinya void (rongga) yang muncul di dalam isolasi melalui proses-proses yang tidak sempurna [3], antara lain:
1. Proses fabrikasi dimana void terbentuk karena adanya udara bocor saat proses cross linking dari polyethylene. Proses ini terjadi pada temperature 200-220º C, yang untuk mencapainya digunakan uap panas dan tekanan 1.6-2 Mpa.
2. Proses instalasi, seperti pada proses penyambungan kabel.
3. Pada operasi kabel, seperti pada saat terjadi hubung singkat yang menghasilkan perubahan termis yang besar pada kabel. Jika tekanan yang dialami melebihi batas, ikatan isolasi polimer dapat lepas sehingga menghasilkan void