Kumis Kucing Orthosiphon aristatus
Kumis kucing merupakan tanaman obat berupa tumbuhan berbatang basah yang
tegak. Tanaman ini dikenal dengan berbagai istilah seperti: kidney tea
plants/java tea (Inggris), giri-giri marah (Sumatera), remujung (Jawa
Tengah dan Jawa Timur) dan songot koneng (Madura). Tanaman Kumis kucing
berasal dari wilayah Afrika tropis, kemudian menyebar ke wilayah Asia
dan Australia.
Daun Kumis kucing basah maupun kering digunakan sebagai menanggulangi berbagai penyakit, Di Indonesia daun yang kering dipakai (simplisia) sebagai obat yang memperlancar pengeluaran air kemih (diuretik) sedangkan di India untuk mengobati rematik. Masyarakat menggunakan kumis kucing sebagai obat tradisional sebagai upaya penyembuhan batuk encok, masuk angin dan sembelit. Disamping itu daun tanaman ini juga bermanfaat untu pengobatan radang ginjal, batu ginjal, kencing manis, albuminuria, dan penyakit syphilis., reumatik dan menurunkan kadar glukosa darah
Manfaat Kumis Kucing Sebagai Tanaman Obat
Tanaman kucing mengandung beberapa senyawa kimia penting antara lain :
orthosiphonin glikosida, minyak atsiri, saponin, garam kalium, zat samak, minyak lemak, sapofonin, mioinositol, dan sinensetin. Keberadaan senyawa-senyawa tersebut menjadikan kumis kucing berkhasiat dalam mengobati sejumlah penyakit
Tanaman ini telah lama dipakai sebagai peluruh batu urin dan batu ginjal. Kumis kucing bersifat anti radang dan memperlancar air seni. Kandungan ortosifonin dan garam kalium (terutama pada daunnya), merupakan komponen utama yang membantu larutnya asam urat, fosfat, dan oksalat dalam tubuh manusia, terutama dalam kandung kemih, empedu serta ginjal, sehingga dapat mencegah terjadinya endapan batu ginjal. Kalium pada kumis kucing berkhasiat diuretik (memperlancar buang air kecil) dan pelarut batu saluran kencing, sedangkan sinensetin berkhasiat antibakteri. Kandungan saponin dan tanin pada daun itu juga bisa mengobati keputihan.